Suara.com - Qatar memperingatkan negara-negara lain untuk berhenti mengisolasi Taliban dan mulai membantu mengatasi masalah sosial ekonomi di Afghanistan.
Menyadur Al Jazeera Kamis (2/9/2021) Menteri Luar Negeri Qatar memperingatkan jika negara di dunia terus mengisolasi Taliban, maka dapat menyebabkan ketidakstabilan terus menerus.
"Jika kita mulai memberikan syarat dan menghentikan hubungan ini, kita akan meninggalkan kekosongan, dan pertanyaannya adalah, siapa yang akan mengisi kekosongan ini?," kata Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani.
Sheikh Mohammed mengatakan hal tersebut di Doha pada hari Selasa (31/8/2021), di samping Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas.
Baca Juga: Qatar Airways Jadi Pesawat Pertama yang Mendarat di Bandara Kabul Usai Dikuasai Taliban
Qatar menjadi salah satu negara yang menjadi lawan bicara utama Taliban sejak menjadi markas utama kelompok tersebut pada 2013.
Belum ada negara yang mengakui Taliban sebagai pemerintah Afghanistan setelah mereka merebut Kabul pada 15 Agustus.
Banyak negara Barat mendesak Taliban untuk membentuk pemerintahan yang inklusif dan menghormati hak asasi manusia.
"Kami percaya bahwa tanpa keterlibatan kami tidak dapat mencapai … kemajuan nyata di bidang keamanan atau di bidang sosial ekonomi," jelas Sheikh Mohammed.
Sheikh Mohammed juga menambahkan bahwa mengakui Taliban sebagai pemerintah Afghanistan saat ini bukanlah prioritas utama.
Baca Juga: Curhat Polwan Afghanistan yang Kabur dari Kejaran Taliban: Banyak Negara Menolakku
"Adalah peran kami untuk selalu mendesak mereka (Taliban) untuk membentuk pemerintahan yang mencakup semua pihak dan tidak mengecualikan pihak mana pun," ujar Sheikh Mohammed.
"Selama pembicaraan kami dengan Taliban, tidak ada tanggapan positif atau negatif," jelas Sheikh Mohammed, mengacu pada pembicaraan baru-baru ini antara Qatar dan penguasa baru Afghanistan.
Taliban merayakan kepergian militer AS pada Selasa (31/8/2021). Para pejuang dilaporkan menembakkan senapan ke arah udara ketika pesawat terakhir AS lepas landas dari Kabul.
Taliban juga langsung menguasai bandara internasional Hamid Karzai sehari seusai pesawat terakhir AS meninggalkan Kabul.
Tim teknis dari Qatar yang terbang menggunakan Qatar Airways mendarat pada Rabu (1/9/2021). Mereka akan membantu maskapai Afghanistan dan bandara agar kembali beroperasi.
Seorang pejabat di Qatar yang tidak ingin disebutkan identitasnya menjelaskan bahwa tim tersebut dikirim ke Kabul atas permintaan Taliban.